DISEMINASI DAN PUBLIKASI PENULISAN KARYA ILMIAH




DISEMINASI DAN PUBLIKASI
PENULISAN KARYA ILMIAH
20170919155513.png




OLEH  :
KELOMPOK V
IRAWATI                                     1704411140
JUNIAR JUNAID                                    1704411124
AHMAD NURHASAN                1704411137
PUTRI SUARDI                          1704411070
MUH. REZA AR                          1704411380   
KELAS 2B

TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK KOMPUTER
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2017/2018



KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah swt. Yang maha pengasih lagi maha penyayang, saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkaan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul Diseminasi dan Publikasi.
            Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.
            Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat mempebaiki makalah kami.
Akhir kata kami berharap semoga makalah kami dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.






Palopo, November 2018
Penyusun



DAFTAR ISI



A.           Latar Belakang

Diseminasi adalah proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola. Hal ini berbeda dengan difusi yang merupakan alur komunikasi spontan.  Sehingga terjadi saling tukar informasi dan akhirnya terjadi kesamaan pendapat antara tentang inovasi tersebut. Perubahan dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang cepat dan dinamika sosial dan politik sakan mempengaruhi pilihan strategi komunikasi dan diseminasi informasi publik. Hal ini menjadi tantangan sekaligus catatan bagi pejabat publik dan humas pemerintah untuk

B.            Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah
1.             Apa yang di maksud dengan Diseminasi?
2.             Apa saja tantangan media?
3.             Apa yang di maksud dengan konvergensi media?
4.             Apa yang dimaksud dengan publikasi?

C.           Tujuan

Adapun  tujuannya adalah
1.             Untuk mengetahui apa definisi dari diseminasi?
2.             Untuk mengetahui apa definisi dari publikasi?


BAB II

PEMBAHASAN

A.  Diseminasi

1.    Pengertian Diseminasi

 Diseminasi (Bahasa Inggris: Dissemination) adalah suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut. Diseminasi merupakan tindak inovasi yang disusun dan disebarannya berdasarkan sebuah perencanaan yang matang dengan pandangan jauh ke depan baik melalui diskusi atau forum lainnnya yang sengaja diprogramkan, sehingga terdapat kesepakatan untuk melaksanakan inovasi. menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan tersebut.
Secara umum pola komunikasi di masa mendatang relatih tidak berubah. Komunikasi linier, sebagai basis, tetap digunakan. Namun, proses atau pendekatan  komunikasi transaksional (yang bersifat diskusi interaktif, kooperatif, egaliter, resiprokal) akan makin berkembang dan menjadi kebutuhan. Fenomena ini bisa kita lihat, misalnya, acara-acara talkshow yang menghadirkan narasumber dan melibatkan pendengar, tetap menjadi pilihan. Hanya saja, media perlu berupaya agar mereka yang selama ini ‘diam’ menjadi ‘mau bersuara’; dan menghindari narasumber yang “itu lagi, itu lagi” karena akan membuat audiens cepat bosan. Dalam konteks strategi komunikasi dan diseminasi informasi publik, prinsip komunikasi adalah tercapai common interest, yakni bagaimana kepentingan pemerintah dan masyarakat ‘bertemu’. Untuk itu, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan. Pertama, menentukan dan memahami tujuan. Kedua, mengidentifikasi pesan inti atau kunci (key messages) yang akan dikomunikasikan. Ketiga, mehamami target audience: siapa saja yang terlibat, siapa yang dipengaruhi, siapa yang tertarik? Informasi apa yang mereka butuhkan? Bagaimana reaksi mereka? Apa konsern atau minat mereka? Keempat, menentukan media yang paling efektif. Kelima, memotivasi audiens untuk memberi tanggapan atau masukan. Keenam, frekuensi penyampaian pesan. Ketujuh, memperhitungkan dampak, baik negatif atupun positif. Dalam hal ini, ukuran sukses sebuah program komunikasi yaitu pesan yang sampai saja, tidak cukup. Perlu evaluasi, sejauh mana audiens memahami dengan baik pesan kunci dan menganalisis apakah semua strategi sesuai dengan persoalan yang dihadapi atau alasan komunikasi (Cees Leeuwis, 2006).

Tantangan media

Media secara garis besar dapat dibagi ke dalam tiga kelas utama:
a.              media massa konvensional
b.             media interpersonal; dan
c.              media hibrida baru (new media).
a.              Media massa konvensional (koran, radio, televisi), bahwa seorang pengirim dapat mencapai banyak orang dengan media tersebut tanpa terlibat dalam interaksi langsung dengan audiens.
b.             Pada media interpersonal, pertukaran berlangsung lebih langsung, dan pengirim dan penerima dapat dengan mudah berubah peran. Kebanyakan komunikasi interpersonal terjadi tanpa media artifisial (misalnya tanpa alat teknologi) dan melibatkan kehadiran fisik orang.
c.              Media hibrida baru (new media) yang muncul karena perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi mengkombinasikan potensi yang ditawarkan media massa dan komunikasi interpersonal. Internet, misalnya, merupakan media yang secara potensial mencapai audiens luas yang membiarkan aktivitas antara penerima dan pengirim sampai taraf tertentu.
Saat ini berbagai media tersebut berkombinasi dengan paket baru, sehingga batasan antara kategori-kategori media menjadi kabur. Misalnya, telepon dan internet digunakan untuk berinteraksi dengan audiens pada program radio dan televisi, yang menghasilkan ‘radio interaktif’ dan ‘televisi interaktif. Masing-masing jenis media memberikan kualitas fungsi hubungan dan bentuk dasar komunikasi yang berbeda.
Media massa konvensional, khususnya radio, televisi dan koran, selama ini memiliki gambaran yang sangat berkuasa. Itu sebabnya, hal pertama yang dilakukan rezim otoriter adalah mengontrol media massa. Idenya, bila kita kita mengontrol media massa, kita dapat secara selektif mempengaruhi cara masyarakat luas berpikir dan melihat realitas, dan dapat mencegah pihak lain untuk menunjukkan gambar yang berbeda. Namun, saat ini, di mana kita dapat menerima banyak saluran televisi, koran, maupun stasiun radio, mengontrol media tetapi juga untuk mencapai banyak audiens bukan hal mudah. Di luar itu, ‘kekuasaan’ media juga berkurang oleh fakta bahwa audiens bukanlah penerima pasif  sehingga pesan dan opini tertentu dapat ‘disuntikkan’. Orang secara aktif memaknai pesan dengan jaringan sosial mereka. Itu sebabnya, upaya ‘menyuntikkan’ pandangan dan opini tertentu dapat tidak sukses, bahkan kontra-produktif.
Internet memiliki karakteristik yang berbeda dengan media massa konvensional. 

Konvergensi media

Konvergensi adalah titik temu antara media konvensional dan media baru. Henry Jenkins (2008) menyatakan, konvergensi adalah “the flow of content across multiple media platforms, the cooperation between multiple media industries, and the migratory behaviour of media audiences”.  Konvergensi memungkinkan terjadinya inovasi, kreasi dalam menyuguhkan pemberitaan yang menarik dan tidak ditinggalkan oleh pembacanya. Konvergensi ini pula yang mendorong, misalnya, terjadinya merger perusahaan atas dasar skala ekonomi dan konvergensi kepentingan, misalnya antara Detik.com dengan TransCorp.
Strategi yang bisa digunakan perusahaan media cetak untuk bertahan melalui 3M yaitu multimedia, multichannel dan multiplatform.  Dalam multimedia, media cetak membuat dan menyediakan informasi dalam berbagai format teks, foto, grafik, animasi, audio, dan video. Sedangkan strategi multichannel adalah menggunakan dan memaksimalkan berbagai metode dan kanal distribusi informasi, baik melalui fisik maupun digital. Multiplatform menggunakan berbagai tools dan perangkat untuk mengakses informasi: kertas, komputer, smartphone, tablet dan televisi.
Persoalannya, dalam hal konvergensi ini, teknologi menciptakan keberagaman format media dan saluran komunikasi dan menawarkan pilihan lebih banyak. Hanya saja, apa yang ditawarkan masih dalam konteks number, bukan choice. Artinya, konten media yang banyak itu, pada dasarnya masih sama.

Pendekatan formal tapi emosional

Bidang Diseminasi dan Informasi, mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan di bidang diseminasi / penyebarluasan informasi. Bidang Diseminasi Informasi, membawahi
v   menyiapkan bahan pelayanan informasi publik;
v   menyiapkan bahan pelaksanaan identifikasi, pemantauan dan melayani kebutuhan masyarakat terhadap informasi;
v   menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi kelembagaan layanan publik;
v   menyiapkan bahan pengelolaan pengaduan masyarakat dibidang layanan publik;
v    menyiapkan bahan pelaksanaan iklan layanan masyarakat;
v   menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi dilingkungan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota guna mendapatkan bahan sajian pelayanan informasi;
v    melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
v   menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan penyebarluasan informasi secara langsung (interpersonal communication);
v    menyiapkan bahan sosialisasi kebijakan pembangunan dan pemerintahan;
v    menyiapkan bahan dialog publik;
v    menyiapkan bahan fasilitasi komunikasi publik;
v    menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi/lembaga terkait guna mendapatkan bahan sajian pelayanan informasi;
v   melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

B.  Publikasi

1.    Pengertian Publikasi

Pemasaran merupakan sebuah sistem total kegiatan-kegiatan bisnis yang didesain guna merencanakan, menetapkan harga dan mendistribusi arang-barang dan jasa-jasa yang memenuhi kebutuhan kepada para pelanggan ini dan para pelanggan potensial. (Stanton, 1984:7). Pemasaran adalah proses pendistribusian yang diawali dengan perencanaan, menentukan harga, promosi dan di akhiri dengan mendistribusikan dari produsen ke konsumen.

2.    Cara Memasarkan Karya Tulis Ilmiah

Karya ilmiah yang disusun oleh seseorang, dapat dikirimkan kepada media massa. Setelah karya tulis dikirim, kita tinggal menunggu lampu hijau dari redaksi apakah memuat tulisan kita atau tidak. Namun, kebanyakan penulis pemula takut dan malu menawarkan naskah buku ke penerbit. Mereka juga takut mengirim naskah artikel ke redaksi surat kabar atau majalah. Takut ditolak. Keengganan penawaran naskah sebenarnya merupakan langkah setengah mundur. Sebab dengan menulis ide pada kertas itu sebenarnya sudah separuh jalan, separuhnya lagi harus dikirim. Kalau naskah tidak dikirim, ibarat kita berjalan yang tak akan pernah sampai pada tujuan. Demikian pula, ketakutan itu juga terjadi pada saat akan menawarkan naskah buku yang pertama kali. Dan hal itu tidak hanya dirasakan oleh satu penulis saja. Oleh karena itu kita perlu keberanian, sabar dan telaten dalam menawarkan naskah buku dari penerbit ke penerbit lain.
Setelah naskah karya tulis diterima dan diterbitkan, maka tahap berikutnya adalah memasarkannya. Kegiatan utama pemasaran adalah promosi, distribusi, dan penjualan. Ketiganya bisa juga disebut tiga unsur utama pemasaran naskah karya tulis ilmiah. Bagian ini merupakan aspek dari pemasaran buku yang perlu diketahui seorang penulis. Pola pemasaran naskah karya tulis ilmiah sebenarnya sangat beragam. Namun, dilihat dari tiga unsur utama di atas, kita dapat menggolongkan pola pemasaran penerbit ke dalam tiga golongan besar. Golongan pertama adalah penerbit yang memercayakan pendistribusian dan penjualannya kepada distributor tunggal. Golongan kedua adalah penerbit yang mendistribusikan naskah karya tulis ilmiahnya ke beberapa distributor/grosir, toko buku, dan penjual ritel lainnya. Golongan ketiga adalah penerbit yang sama sekali tidak mengandalkan toko buku.
Pembagian golongan pola pemasaran di atas sifatnya tidak unik atau khas. Dengan kata lain, tidak selalu sebuah penerbit hanya dapat disebut sebagai penerbit golongan pertama saja, kedua saja, atau ketiga saja. Bisa saja penerbit mengandalkan distributor tunggal, tetapi juga memiliki tenaga pemasaran langsung. Semuanya tergatung jenis naskah karya tulis yang diterbitkannya Bahkan di era teknologi ini, pemasaran buku dilakukan dengan bantuan media internet (toko buku on-line).
Penulis perlu mengetahui pola pemasaran penerbit yang ditawari untuk menerbitkan naskahnya. Hal ini penting, mengingat setiap pola memiliki keunggulan masing-masing jika dilihat dari jenis naskah yang kita tulis. Namun, jika naskah yang kita tulis adalah naskah ilmiah populer, maka kita dapatmenawarkannya ke penerbit golongan pertama atau kedua, karena andalan mereka adalah toko buku. Hal ini sejalan dengan calon pembaca buku ilmiah populer yang melakukan pembelian di toko buku lebih kepada ketertarikan pada buku itu sendiri ketika terpajang di rak toko-toko buku. Berbeda dengan siswa dan mahasiswa yang membeli buku di toko buku setelah mendapatkan info buku pegangan dari pihak sekolah atau kampus.
Tidak salah jika penulis mencari informasi, baik langsung atau tidak, mengenai penerbit yang akan ditawari untuk menerbitkan naskahnya, terutama mengenai pola pemasaran dan kekuatan armada pemasarannya. Jangan sampai, misalnya: kita menawarkan sebuah naskah buku teks bidang pertanian kepada penerbit yang tenaga promosinya hanya mengunjungi fakultas-fakultas ekonomi dan ilmu politik saja. Kalaupun kita paksakan dan kemudian naskah kita tidak terpublikasikan dengan baik, padahal tujuan utama kita adalah pengembangan ilmu pengetahuan melalui naskah karya tulis ilmiah kita.

3.    Teknis Menembus Publikasi Ilmiah (Jurnal/Koran/Majalah)

Teknis menembus publikasi merupakan suatu cara untuk mengirim tulisan kita kepada media massa dengan tujuan agar diapresiasi oleh khalayak umum, dan suatu cara untuk menyampaikan pemikiran kita pada mereka lewat tulisan kita.

4.    Cara Menembus Publikasi Ilmiah

Untuk mengirim tulisan kita kepada media massa, kita dapat mengirimnya melalui email, faksimile, ataupun pos. Jika kita baru saja akan memulai untuk mengirim tulisan kita, sebaiknya untuk mengirim melalui pos atau jika kantor media massa tersebut cukup dekat, kita bahkan bisa langsung mengantarnya ke kantor media massa tersebut. Karena kita akan menerima keuntungan, diantaranya akan memiliki kesempatan untuk kenal dengan redaksi dan bisa banyak berbincang dengannya untuk menambah kiat kita dalam menulis dan menulis tulisan.
Setelah tulisan dikirim, kita tinggal menunggu lampu hijau dari redaksi apakah memuat tulisan kita atau tidak. Jangan putus asa apabila tulisan ditolak redaksi. Kita dapat menyempurnakannya, kemudian mengirimkannya ke media lain. Akan tetapi ingat, jangan mengirim ke media masa lain sebelum ada pernyataan resmi (tertulis) dari redaksi bahwa mereka menolak tulisan kita.

5.    Pertimbangan redaktur  

Berikut adalah beberapa hal yang umumnya dipertimbangkan oleh redaksi sebelum memuat tulisan kita pada medianya.
a.    Nama penulis
Redaksi pada umumnya akan cepat memilih penulis yang sudah terkenal ketimbang penulis baru. Namun, bukankah tak perlu ada penulis yang “punya nama” tanpa pernah menjadi penulis pemula sebelumnya? Bukankah tak pernah ada penulis yang bisa langsung berada di puncak tanpa sebelumnya melewati tangga yang panjang dan terjal? (Al Mubarak, 2009).
b.    Tulisan Sesuai dengan Bidang Penulis
Redaksi akan lebih senang menerima tulisan dari orang yang sesuai dengan bidangnya. Hal ini merupakan hal yang sangat manusiawi karena umumnya kita pasti akan lebih percaya pada tulisan seorang dokter spesialis dasripada tulisan seorang profesor ekonomi bila sedang bicara masalah pencegahan kanker. Maka tulislah sesuatu yang sesuai dengan kompetensi kita, atau paling tidak, tulislah sesuatu yang tidak terlalu kauh dari bidang kita.
c.    Bahasa Ilmiah Populer
Karena koran dan majalah dibaca oleh khalayak umum, tulisan yang  menggunakan bahasa ilmiah populer akan menjadi pilihan redaksi. Gunakanlah bahasa yang mudah dimengerti orang banyak karena pada kenyataannya seorang dokter dalam ilmu ekonomi merupakan pembaca awam dalam ilmu fisika. Kuncinya, gunakanlah bahasa yang tidak tampak bodoh jika dibaca oleh orang yang paham mengenai bidang itu, tetapi juga tidak terlalu rumit bagi orang yang tidak banyak mendalaminya.

6.    Tak Kenal Maka Tak Dimuat

Pribahasa “tak kenal maka tak sayang” juga berlaku dalam hubungan antara penulis dengan media. Jika kita tidak tahu kenal siapa dan bagaimana karakter sebuah media, kita tidak akan tahu tulisan seperti apa yang diinginkan media tersebut. Akhirnya tulisan tulisan kita tidak dimuat karena tidak sesuai dengan karakter dan keinginan media tersebut. Masing-masing media mempunyai karakter sendiri-sendiri. Jadi, penulis perlu memperhatiakan, mengetahui, dan memahami karakter tulisan di masing-masing media, mulai dari jenis dari jenisnya, pasar yang dibidik, sampai kepada aturan-aturan teknis yang dimiliki media tersebut. Atau, jika ternyata media tersebut tidak memiliki aturan teknis yang ketat, kita telah mempermudah kerja redaksi dalam mengedit tulisan kita dengan menggunakan font dan jumlah spasi yang diinginkan atau yang biasa digunakan oleh media tesebut.

7.    Biodata Penulis

Jangan lupa melampirkan biodata singkat kita ketika mengirim tulisan kepada media. Biodata kita merupakan hal yang penting dan merupakan salah satu pertimbangan bagi redaksi untuk memutuskan memuat tulisan kita pada medianya atau tidak. Biodata seorang penulis sebaiknya berkaitan dengan tema tulisan yang dikirim. Kalau kebetulan tema tulisan sesuai dengan bidang dan atau jabatan kita, maka hal itu bisa digunakan sebagai biodata. Akan tetapi, jika tulisan kita berkaitan dengan masalah yang tidak ada hubungannya dengan bidang atau jabatan kita, jangan khawatir karena kita dapat menggunakan biodata yang berkaitan dengan tulisan tersebut. Intinya, biodata bukan soal yang sulit. Ia dapat fleksibel sesuai kebutuhan dan tema tulisan yang kita buat.

8.    Beberapa Alasan Penolakan Karya Tulis Ilmiah

Beberapa alasan mengapa suatu naskah belum bisa diterbitkan oleh penerbit diantaranya yaitu:
a.    Mengandung hal-hal yang terlarang
Yaitu suatu tulisan yang mengundang protes masyarakat seperti berisi ajaran-ajaran komunisme, ajaran sesat, pornografi, tulisan yang bertentangan dengan ideologi negara, etika, agama, dan sebagainya.
b.    Munculnya tema serupa
Masalah-masalah yang sering muncul di media massa kadang menjemukan pembaca. Pembaca cenderung ingin mengetahui sesuatu yang baru, aneh, dahsyat, dan menarik. Oleh karena itu penulis memiliki kreativitas tinggi, inovasi, dan selalu mengikuti perkembangan zaman.
c.    Kalimatnya berbelit-belit dan terlalu panjang
Pengungkapan ide yang berbelit-belit itu akan menyulitkan pemahaman, karena pembaca cenderung ingin membaca naskah yang mudah dipahami. Oleh karena itu, dalam penulisan sebaiknya diedit terlebih dahulu dan menggunakan kalimat yang singkat, padat, dan jelas serta mudah dipahami, karena kalimat yang panjang kadang mengaburkan makna. Kalimat dianggap sempurna apabila mampu berdiri sendiri, terlepas dari konteksnya dan mudah dipahami.
d.   Pemilihan kata kurang tepat
Dalam dunia tulis-menulis dikenal adanya asas ketepatan yakni ide pemikiran yang diungkapkan penulis perlu memiliki keberanian untuk menawarkan atau mengirim naskah, berani dikritik dan tidak mundur bila dicemooh.
e.    Isi naskah tidak utuh
Naskah yang baik akan berisi ide dan pengetahuan yang utuh tetang suatu masalah yang dibahas. Tulisan ibarat tubuh manusia yang memilki bagian-bagian seperti kepala, leher, badan dan sebagainya karena ini merupakan elemen-elemen yang saling mendukung dan keberadaannya tidak bisa dipisahkan dari yang lain. Demikian pula tulisan yang baik, akan memiliki bagian-bagian yang harus ada dan berfungsi saling mendukung satu dengan   yang lain sehingga mampu mengungkapkan pengertian yang utuh dari suatu persoalan yang diuraikan.
f.     Tulisan tidak sistematis
Dalam mengekspresikan ide melalui tulisan harus mengikuti sistem penulisan yang berlaku sesuai jenis tulisannya, terpola dan runtut. Aturan –aturan inilah yang harus dipahami oleh penulis agar apa yang dipaparkan itu tidak membinggungkan editor dan enak dibaca.
g.    Tidak memperhatikan perangkat kebahasaan
Dalam masalah ini penulis harus memperhatikan bahasa, unsur keterbacaan, ketelitian fakta, dan kesopanan yang akan digunakan dalam menulis karya tulis, jika kriteria tersebut tidak terpenuhi biasanya akan terjadi penolakan. Penolakan ini bukan berarti naskah tersebut jelek, namun kurang sesuai dengan keinginan redaksi.


9.    Contoh Surat Pengantar

CONTOH
SURAT PENGIRIMAN NASKAH BUKU KEPENERBIT
Perihal             : Pengiriman Naskah Buku
Lampiran         :Curiculum Vitae dan Copy Naskah

Yang terhormat,
Direktur PT XXXXXXX
Cq. Bidang  Penerbitan
di-
Jakarta

Dengan hormat
Bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama               : Drs. H.A Rahmad Rosyadi, S.H., M.H.
Pekerjaan         : Dosen Fakultas Hukum UIKA Bogor.
Mata Kuliah    : Hukum Islam
Alamat             : Komp. Nusa Endah Rt 05/02 Cimanggu I
Tlp 0251-640507 Hp.08128097843
Melalui surat ini saya kirimkan naskah buku untuk diterbitkan dengan judul: “FORMALISASI SYARI’AT ISLAM DALAM PERSPEKTIF TATA HUKUM INDONESIA”.
Naskah ini merupakan study tentang aplikasi syariat islam paska berlakunya undang-undang no 18 tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi daerah istimewa Aceh sebagai provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Penerbitan buku ini akan digunakan sebagai suplemen atau pelengkap materi atau bahan mata ajar kuliah hukum islam pada program study ilmu hukum dan program study agama islam di universitas, institut, sekolah tinggi di indonesia. Buku itu juga akan dijadikan modal aplikasi syariat islam didaerah lain di indonesia. Penyerapan pasarnya untuk perguruan tinggi maupun dikalangan pemerintahan dan masyarakat sangat prospektif. Buku ini bila diterbitkan akan menjadi buku acuan wajib pada mata kuliah hukum isalam yang selama ini saya sendiri sebagai dosen dan pemegang mata kuliah tersebut. Dengan terbitnya buku itu dioharapkan mahasiswa mempunyai pegangan buku mata kuliah standar. Apabila pihak penerbit menyetujui atas penerbitannya saya akan mengirimkan copy software naskah bukunya.
Demikian saya sampaikan, atas kerja sama yang baik dan perhatiannya diucapkan terimakasih.
Palopo, 15 Mei 2018
Pengirim,
TTD
Irawati Haddamo

Surat pengantar merupakan sebuah surat yang dikirim bersama dengan naskah yang akan diajukan kepada penerbit yang berisi identitas penulis dan disertai dengan tujuan penulis.
Jangan sampai lupa, dalam surat pengantar kepada redaksi lampirkan riwayat hidup singkat (curriculum vitae) kita. Bila kita memilih mengirim tulisan kita melalui email, kirimlah via attachment dan jangan sekali-kali menuliskan tulisan kita pada badan email. Tulisan kita tersebut tentu akan lebih baik lagi jika dikirim dalam bentuk rich text format (RTF), dan jangan lupa pula tulis pada judul (subyek) email kita.
Jika kita ingin mengirim tulisan kita lewat via pos, masukkan tulisan kita ke dalam amplop yang ukurannya sesuai dengan ukuran kertas yang kita gunakan agar tulisan kita tidak terlipat dan tetap rapi ketika sampai di meja redaksi. Ingat, jangan pernah melipat tulisan kita! Selanjutnya, tunjukanlah surat kita kepada redaksi atau penanggung jawab rubrik yang kita tuju dan tuliskanlah namanya di bagian kanan bawah amplop, dan jangan lupa tambahkan pula judul tulisan seperti pada email pada pojok kiri atas amplop.

10.     Harga Mahal Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis memiliki peran yang penting dalam menaikan angka kredit dalam pengembangan profesi jabatan guru. Angka kredit adalah suatu angka yang diberikan berdasarkan penilaian atas prestasi kerja yang telah dicapai oleh seorang guru dalam mengerjakan butir rincian kegiatan yang dikerjakan sebagai salah satu syarat unutuk pengangkatan dalam pangkat atau jabatan guru. Pengembangan profesi jabatan guru ialah usaha guru dalam rangka pengamalan ilmu, teknologi, dan keterampilan untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar dan profesionalisasi seorang pengajar dalam rangka menghasilkan suatu yang bermanfaat bagi pendidikan. Karya tulis ilmiah yang mendapat pengakuan dan penghargaan dalam bentuk angka kredit digunakan untuk kenaikan jabatan fungsional guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Karya tulis ilmiah yang dapat mendapatkan pengakuan dalam bentuk angka kredit terdiri atas beberapa jenis diantaranya:
1.         Karya tulis hasil penelitian, pengkajian, survei, dan evaluasi. Karya tulis ini mencakup bidang pendidikan, pengajaran, bimbingan penyuluhan, dan aspek kependidikan lainnya. Karya tulis hasil penelitian atau pengkajian atau survei atau evaluasi yang dipublikasikan dan diterbitkab secara nasional angka kreditnya sebesar 12,5, sedangkan karya tulis yang diterbitkan dalam majalah ilmiah yang diakui oleh Depdikbud angka kreditnya dihargai sebesar 6,0.
2.         Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang pendidikan, pengajaran bimbingan, penilaian, dan bidang lainnya. Jika dipublikasikan dalam bentuk buku dan diedarkan secara nasional dihargai 8,0, dan jika dimuat dalam majalah ilmiah dihargai 4,0.
3.          Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah, gagasan sendiri dalam bidang pendidikan, pengajaran, bimbingan, penilaian, dan sejenisnya. Jika dipublikasikan dalam bentuk buku dihargai 7,0 dan jika tidak dipublikasikan dihargai 3,5.
4.          Tulisan ilmiah populer dalam media massa seperti surat kabar, majalah, dan yang sejenisnya, setiap sekali terbit dihargai 2,5.
5.         Penyampaian makalah dalam bentuk prasaran pada pertemuan ilmiah seperti seminar, loka karya, diskusi panel, dan yang sejenisnya dihargai 2,5.
6.         Buku pelajaran atau modul, setiap buku yang bertaraf nasional dihargai 5,0 dan yang bertaraf provinsi 3,0.
7.         Diktat pelajaran, setiap diktat dihargai 1,0.
Mengingat angka kredit yang diberikan kepada karya tulis ilmiah umumnya lebih besar daripada bidang pengembangan profesi lainnya, setiap guru harus berusaha memperluas wawasan dan keterampilan dalam bidang penulisan karya ilmiah. Tentu saja ada beberapa pertimbangan mengapa karya tulis ilmiah dihargai lebih tinggi daripada bidang proses belajar, bidang penunjang proses belajar atau bimbingan penyuluhan, bahkan dengna unsur pengembangan profesi lainnya. Pertimbangan tersebut berkenaan dengan kegiatan atau sifat kegiatan yang dituntutnya, nilai dan manfaatnya, dampak terhadap kualitas profesi yang disandangnya. Karya tulis ilmiah dan unsur lain dari pengembang profesi lebih bersifat akademis atau mengandung nilai keilmuan dibandingkan dengan bidang kegiatan yang lainnya, disamping menuntut kreativitas yang cukup tinggi. Apabila bidang kegiatan pengembangan profesi dilakukan oleh para guru maka mutu fungsi guru akan lebih meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan nasional kita.
Menulis di media masa jika kita tekuni dengan baik, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang baik pula. Karena dapat memberika imbalan yang lumayan besar sebagaimana yang diungkapkan zaenuddin H.M dalam bukunya, “Freelance Media: Cara Gampang Cari Uang”, honor sebuah tulisan artikel atau opini(atau tulisan lain) di koran-koran, tabloid atau majalah yang sudah mapan dan terkenal berkisar antara Rp. 300.000 sampai Rp. 750.000 per tulisan. Penulis cerita pendek honornya antara Rp. 750.000 hingga Rp. 100.000 per cerita. Sedangkan honor tulisan di majalah-majalah perempuan atau remaja besar honornya antara Rp. 200.000 hingga Rp. 600.000. sebuah puisi biasanya dihargai Rp. 50.000 hingga Rp. 75.000. Tentu untuk mendapatkan honor yang besar biasanya tergantung dari siapa kita dan media mana tempat kita mengirimkannya. Pada media massa lokal, honor biasanya lebih kecil, antara Rp. 60.000 hingga Rp. 150.000. Tetapi jika kita rajin menulis dan dimuat, tentu honor tetap bisa besar, apalagi jika kita sudah menjadi seroang ahli, sudah memiliki nama jual (brand name). Seorang pengamat politik, pakar ekonomi atau pemerhati masalah sosial, bila menulis artikel atau esai di media cetak, bisa mendapatkan honor Rp. 1.500.000. semakin besar nilai jual dan terkenal seseorang, semakin besar pula honor yang akan diterimanya. Untuk tulisan pesanan honornya mencapai  Rp. 2.000.000 hingga Rp. 3.000.000 per tulisan.
Selain digunakan dalam meningkatkan angka kredit bagi pengembangan profesi, karya tulis juga dapat dijadikan sebagai ajang eksistensi diri. Karya tulis yang yang telah diterbitkan akan memperoleh bonus ataupun popularitas , sebagai contoh Penulis yang namanya telah terkenal melalui karya seperti: Gunawan Muhammad, Mundrajad Kuncoro, Emha Ainun Najib, dan lainnya.
Menulis dapat menjadi sebuah profesi yang menyenangkan, selain mendapatkan imbalan berupa materi tetapi penulis juga akan mendapatkan imbalan berupa kepuasan intelektual. Menulis dapat menjadi sebuah profesi yang tidak  hanya memuaskan dalam segi material namun juga dalam segi intelektual. Penulis yang karyanya dimuat dalam surat kabar atau media massa lainnya akan mendapatkan bonus dan popularitas, hal tersebut dapat kita lihat pada sosok Joanne Kathleen Rowling (J.K. Rowling) penulis novel best seller Harry Potter. Daya tarik Harry Potter telah menyihir para pembaca novel seluruh dunia, dari anak anak sampai orang dewasa. Bahkan setiap seri dari novel ini selalu menjadi peringkat satu dalam daftar buku best seller versi The New York Times Amerika. Penghasilan J.K. Rowling dari satu judul novel Harry Potter saja bisa mencapai sekitar Rp. 29,7 Milyar, ini merupakan nilai yang fantastis untuk pendapatan seorang penulis. Novel Harry Potter telah diterjemahkan dalam  61 bahasa dan telah tersebar di lebih dari 200 negara. Selain mendapatkan pendapatan materi, J.K. Rowling juga menerima beberapa penghargaan atas karyanyatersebut seperti Hugo Award, Bram Stroker Award, Whitbread Award for Best Children’s Book.


BAB III  

 PENUTUP

A.           Kesimpulan

Kegiatan utama pemasaran adalah promosi, distribusi, dan penjualan. Pola pemasaran naskah karya tulis ilmiah sangat beragam dan digolongkan ke dalam tiga golongan besar. Golongan pertama adalah penerbit yang memercayakan pendistribusian dan penjualannya kepada distributor tunggal, kedua adalah penerbit yang mendistribusikan naskah karya tulis ilmiahnya ke beberapa distributor/grosir, toko buku, dan penjual ritel lainnya dan ketiga adalah penerbit yang sama sekali tidak mengandalkan toko buku.
Teknis menembus publikasi ilmiah merupakan cara atau trik untuk mengirim tulisan kita kepada media massa dengan tujuan agar diapresiasi oleh khalayak umum, dan suatu cara untuk menyampaikan pemikiran kita pada mereka lewat tulisan kita.
Mengirim surat pengantar kepada redaksi sebaiknya melampirkan riwayat hidup singkat (curriculum vitae) kita. Bila kita memilih mengirim tulisan kita melalui email, kirimlah via attachment dan jangan sekali-kali menuliskan tulisan kita pada badan email.
Karya tulis memiliki peran yang penting dalam menaikan angka kredit dalam pengembangan profesi jabatan guru. Angka kredit adalah suatu angka yang diberikan berdasarkan penilaian atas prestasi kerja yang telah dicapai oleh seorang guru dalam mengerjakan butir rincian kegiatan yang dikerjakan sebagai salah satu syarat unutuk pengangkatan dalam pangkat atau jabatan guru.

B.            Saran

Kami membuat makalah ini untuk  pembelajaran bersama. Kami mengambil dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari referensi yang lain yang relevan dengan materi, serta dapat bertanya kepada ahlinya.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer , Abdul,  Ragam Bahasa Ilmiah, Jakarta: Rineka Cipta,  2011.
Direktorat Jendral Kelembagaan Agama islam, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Guru, Jakarta: 2005.
HS, Lasa, Menulis Itu Segampang Ngomong, Yogyakarta:Pinus Book Publisher,  2009.
Kuncoro,  Mudrajad,  Mahir Menulis, Jakarta: Erlangga,  2009.
Rosyadi , A. Rahmat,  Menjadi Penulis Profesional Itu Mudah, Bogor Selatan: Ghalia Indonesia,  2008.
Sudarman, Paryati, Menulis di Media Massa, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008
Sudjana, Nana & Ediyono, Menyusun Karya Tulis Untuk Memperoleh Kredit, Bandung:Sinar Baru, 1991.
Winardi, J,  Entrepreneur dan Entrepreneurship , Jakarta: Kencana, 2003.

Komentar

Postingan Populer